Friday, January 14, 2011

Selamat Jalan Mas Tanto...







Sungguh menyesal saya tidak dengar dering telepon itu. Natal 2010, Mas Tanto telepon berkali kali, dan saat itu saya telepon balik tapi tidak diangkat. Dua hari yang lalu, saya mendapat kabar dari seorang teman, Mas Tanto kritis di ICU Panti Rapih.

Persis seperti biasanya, ketika terlintas bayangan Mas Tanto muncul disitu ada "sesuatu" yang tidak pernah saya tahu. Namun saya "diberitahu". Termasuk keinginan segera berangkat ke Jogja akhir minggu ini, dan saya ragu-ragu. Agaknya Mas Tanto "memaksa" saya untuk kembali besuk pagi.

Tadi sore, pukul 17.30, 14 Januari 2011, Mas Tanto kembali kepadaNya. Mas Tanto, sudah melakukan yang terbaik dalam hidupnya. Evolusi, melawan determinisme, menyapa alam, menyapa kehidupan. Dan itulah yang selalu saya pelajari. Sedih tidak bisa mendampingi Mas Tanto. Tapi Mas Tanto tahu, betapa saya gelisah dua hari ini. Dan betapa kegelisahan saya membangunkan dirinya dari komanya, meski hanya sebentar dalam respon melalui tangan.

Mas Tanto, terakhir kita bicara, saya kenal kembali. Saya kenal kembali suara Mas Tanto. Saya mengenali "pribadi" yang selalu mengajak, mempersuasi untuk menyelaras dengan kehidupan alam. Aristoteles, filsuf besar itu seakan hadir, dalam pribadi Mas Tanto. Keutamaan jiwa harus memimpin etika untuk menghasrati kehidupan yang luar biasa ini.

Mas Tanto, saya ingat cerita seorang sahabat. Dia mengatakan, orang Belanda yakin, lebih baik memilih mati di atas kuda daripada mati di tempat tidur. Itulah yang Mas Tanto ajarkan 1 tahun terakhir ini. Tidak ada tangis, meski tangis niscaya akan menyertai perjalanan berpulang.

Mas, besuk adalah hari terakhir saya akan ketemu mas Tanto. Sudah tidak ada tangis lagi, kecuali peluk dan membiarkan tubuh saya bicara; Selamat jalan Mas... Mas Tanto sudah menyelesaikan semuanya. Mas Tanto sudah meletakkan dasar. Mas Tanto sudah ... sudah.. sudah memberikan semuanya. Keabadian, kesejatian, eudaimonia (kebahagiaan) yang hakiki sebagai tujuan tertinggi manusia.

Mas Tanto beristirahatlah dalam damai. Requiescat In Pace.

3 comments:

Thomas Prasasti said...

Salam Kenal Bung ...
Saya Thomas, tionggal di Lampung,
yang merasa mendapatkan energi dari perjumpaan dengan Mas Tanto ...

KoKo said...

Salam kenal Mas. Mas tanto sering bercerita ke saya soal aktivitasnya di Lampung. Kalau pulang ke Jogja kadang singgah di Jakarta. Rekan Mas yudo Pambudi kah?

Thomas Prasasti said...

Betul Bung, teman ngobrol Om Yudo ...